(0271) 636516
email@surakarta.go.id

21-07-2025

WIB

Admin Kelurahan Joyotakan

21-07-2025

Tentang Kelurahan Joyotakan

Sejarah  berdirinya  Joyotakan  berawal  dari  nama  abdi  dalem Kraton  Surakarta  yaitu  seorang prajurit yang bernama Joyo Antoko, prajurit ini sangat sakti tak terkalahkan namun kesaktian itu terpatahkan / tibo apese ketika berada di suatu daerah yang sekarang kita kenal dengan nama Joyotakan (berasal dari kata ‘Joyo Antoko'). Perkembangan Joyotakan tidak terlepas dari keberadaan Kampung Jambon, Kampung Joyotakan, Kampung Padangan, kampung Miji Pinilihan Kidul, Kampung Projoniten atau Kampung Grawilan yang ada di dalamnya. Joyotakan secara administrative merupakan bagian dari Kelurahan Joyontakan, Kecamatan Serengan Kota Surakarta.Secara geografis, Joyotakan termasuk berada di selatan Kota Surakarta. Di Joyotakan berkembang beberapa kampung yaitu :- Kampung Jambon (disebut jambon karena jaman dulu banyak pohon jambunya) yang terdapat makam Jambon yang kini dimanfaatkan sebagai taman cerdas (sekarang berada di RW 2 sebelah barat)- Kampung Joyontakan sekarang di RW 2 (dibelakang Puskesmas pembantu yang ada makamnya)- Kampung Padangan (dulunya daerah gelap karena banyak pohon bambu yang besar dan cemara yang rimbun, karena didesak kebutuhan pemukiman warga maka ditebangi /ditebasi hingga padang/ terang. Disinipun ada makam dengan nama makam padangan (sekarang letaknya di RW 3 sebelah selatan dan RW 4)- Kampung Miji Pinilihan Kidul (dulu kampung Miji Pinilihan jadi satu, sekarang ada dua karena yg satu masuk Joyotakan (Miji Pinilihan Kidul) yang satu masuk Danukusuman (Miji Pini lihan Lor) sekarang RW 1)- Kampung Projoniten yang berasal dari nama prajurit Projoniten. Kampung ini juga terdapat makam bernama Ranjang Gumantung dengan sejarahnya sendiri (sekarang RW 6)- Kampung Grawilan (karena ada sosok mahluk alam lain yang suka iseng) nama sebenarnya adalah kampung baru. Disebut baru karena tempat tersebut dahulu sebenarnya adalah lahan/tanah kosong/hutan kota karena tuntutan tempat tinggal & ledakan penduduk Kota Surakarta sehingga lahan tersebut dibuka untuk tempat tinggal (Sekarang di RW 5)Joyotakan keberadaannya diapit oleh 3 (tiga) sungai disebelah timur sungai besar Bengawan Solo. Sedangkan di selatan wilayah kelurahan terdapat sungai Kaliwingko dan disebelah utara tedapat sungai buatan PB X. Sungai itu dikenal dengan nama sungai Jenes atau biasa masyarakat menyebutnya dengan sungai Tanggul. Dijaman sebelum pembuatan sungai Jenes, antara Joyotakan dan  Danukusuman merupakan  kesatuan  yang  terdiri  dari  2  Kagungan  Ndalem  Kanjeng  yaitu wilayah Kanjeng Danukusuma di sebelah utara dan Dalem Kanjeng Joyo Antoko di sebelah selatan. Dua Ndalem Kanjengan tersebut dibatasi oleh hutan dawung (bahan pembuat kosmetik dan obat obatan dijaman keraton). Maka di wilayah Danukusuman sekarang  mempunyai kampung bernama Ndawung, sedangkan disebelah timur alas/hutan ada tempat yang dimanfaatkan untuk memilih biji dawung yang dikemudian hari disebut dengan kampung Miji Pinilihan.Namun   dikarenakan   keraton  pada  waktu  itu  selalu  digenangi  air bah/banjir  pada  musim penghujan, maka Di jaman Pemerintahan Paku Buwono X  membangun tanggul pengaman banjir. Untuk membuat tanggul maka diperlukan tanah yang banyak. Sekaligus untuk menyelesaikan permasalahan buangan air dari kawasan Laweyan dan Premulung yang berhulu di daerah Boyolali. Bekas     galian  tanah  untuk  pembuatan  tanggul  tersebut  dijadikan sungai,  sehingga  2  dalem kanjengan tersebut terbelah oleh sungai Jenes/Tanggul. Masyarakat disebelah barat menyebutnya dengan sungai Premulung. Sehingga kampung Miji Pinilihan terbagi menjadi 2 bagian, disebelah selatan disebut dengan Mijipinilihan Kidul masuk diwiliyah Joyotakan dan Mijipinilihan Lor masuk kedalam kawasan Danukusuman.Oleh Kanjeng Susuhunan Pakubuwono X daerah Joyotakan hanya djadikan daerah resapan air luapan bengawan solo, jadi tidak berlebihan kalau dibandingkan penataan kawasan lebih teratur di daerah utara daripada kawasan Joyotakan. Kini wilayah itu menjadi tujuan kaum boro yang bertempat tinggal sementara didaerah Jambon, Projoniten dan Mijipinilihan kidul, Growilan dan sekitarnya dengan profesi berbeda-beda antara lain pemulung, tukang kayu, pejual jasa maupun pedagang.